Kamis, 27 Juni 2013

Adakah gerakan anti banjir dan anti longsor ?

Banjir di Indonesia saat musim hujan tiba sepertinya menjadi ”langganan” yang selalu terjadi. Hujan bukan mendatangkan    berkah,    melainkan    musibah,    dan masyarakat di hilir selalu was-was saat musim hujan datang.
Beberapa hal yang menyebabkan semua ini adalah karena di daerah hulu, di mana lokasi sebagai kawasan resapan air, sudah berubah untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan atau kadang peristirahatan bagi orang kota, pertanian,    perkebunan    dan    sebagainya.    Hutan dikorbankan, pohon ditebangi, dan perbukitan dipangkas.
Untuk itu daerah yang diperkirakan sebagai daerah tangkapan hujan, daerah aliran sungai yang umumnya ada di daerah hulu atau perbukitan perlu dihijaukan kembali. Tehnik atau pelaksanaan penghijauan kembali dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :
  • penanaman pohon buah di pekarangan, kebun atau dihutan. Dengan harapan pohon buah akan dirawat oleh masyarakat.
  • pembuatan biopori dihalaman perumahan, perkantoran, sekolah, rumah ibadah atau di perkebunan, ladang. Akan lebih baik lagi bila biopori ini dibuat pada daerah ladang yang telah melakukan pembuatan teras siring. Sehingga air hujan dapat meresap ke dalam tanah (lihat bab berikutnya).
  • pembuatan sumur resapan, di perkantoran, rumah, rumah ibadah, sekolah atau tempat-tempat lain yang diperkirakan dapa membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah.
Gambar di atas adalah kawasan perbukitan di daerah Tomohon (Minahasa) yang merupakan salah satu daerah tangkapan hujan, namun kini sudah berubah menjadi daerah perkebunan dan perumahan. Sebenarnya bisa dilakukan    perbaikan    lingkungan    untuk    membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah untuk mengurangi banjir, dengan cara pembuatan teras siring, biopori atau penanaman kembali di daerah puncak.

Kamis, 16 Mei 2013

Bang Wih, Petani Tunanetra anggota AP3 shooting untuk Jurnal DAAI TV - Jakarta di Lokasi Cilangkap Tapos Depok




Rimbunya Sengon Buto hasil tanam AP3 terpaksa harus ditebang agar tidak terjadi Bencana dibawah Sutet 500V








Penebangan pohon sengon buto yang ditanam oleh AP3 terpaksa haruis ditebang mengingat pertumbuhan cepatnya dikuatirkan akan mendatang bahaya konsleting aliran SUTET, beruntung PLN Gardu Induk Jatijajar juga membantu agar AP3 dapat menanam pohon penghijauan dilokaso bukan dibawah SUTET.

Kerjasama PLN Gardu Induk Jatijajar dengan Asosiasi Petani Pelopor Penghijauan Kota Depok






 Tidak sekedar menuruh tebang pepohonan dibawah aliran SUTET , tetapi PLN Cab Cawang cq PLN Gardu Induk Jatijajar juga memberikan jalan keluar bagi para petani antara lain ikut membantu pendanaan penanaman singkong dan padi dibawah SUTET diwilayah Vilangkap Tapos Depok. Dalam gambar tampak ketua kelompok tani Putra Bina Tani Saripudin turun langsung bersama pekopor tani PLN Agus Ramdan.

Ir. Raenal, penggagas kerjasama kelompok tani PLN dengan AP3

Turun langsung kelapangan bersama anakbuahnya, bekerjasama dengan AP3 menebang pepohonan yang diperkirakan akan mengganggu SUTET di lokasi Cilangkap Tapos Depok, Bravoo

Jumat, 01 Februari 2013

Mata air Kali Sunter di Lemah Duwur Cilangkap Tapos Depok





Gemericik air yang tak pernah surut baik musim panas maupun musim penghujan, mata airnya mengalir jauh ke Sunter Podomoro dan laut Jawa, Sayang sekarang sudah mulai gundul dan tandus, kita mesti tanami kembali daerah resapan air milik Depok dan Jakarta ini